Program studi Anestesiologi dan Terapi Intensif (ATI) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang mulai berdiri sejak 29 Desember 2006, berawal dari kerjasama dengan Fakultas kedokteran Universitas Indonesia sebagai “Bapak Angkat” dengan maksud mempersiapkan FKUB untuk menjadi penyelenggara PPDS 1 Bidang studi Anestesiologi dan Reanimasi. Setelah melalui tahap persiapan, tahap pemantapan, dan tahap penyapihan selama 4 tahun. Pada tanggal 26 oktober 2010 melalui SK Menteri Pendidikan Nasional nomor 151/D/O/2010 akhirnya Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya membuka Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi.
Dalam perkembangannya, terjadi perubahan nama Laboratorium Anestesiologi dan Reanimasi menjadi Laboratorium Anestesiologi dan Tera-pi Intensif melalui SK Dekan FKUB nomor 011/SK/UN10.7/KP/2012 pada tanggal 3 februari 2012. Pada bulan Mei 2012, prodi Anestesiologi dan Ter-api Intensif FKUB dinyatakan LULUS AKREDITASI B oleh Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif dengan masa berlaku hingga 6 Maret 2015. Namun pada tanggal 26 Mei 2018 berdasarkan hasil evaluasi dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) nomor 0312/LAM-PTKes/Akr/Spe/V/2018, Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUB dinyatakan LULUS AKREDITASI A (sangat baik/excellent) yang berlaku lima tahun setelah tanggal dan tahun penetapan (yang berlaku sampai tanggal 23 Mei 2023). Kemudian pada tanggal 12 April 2023 dilaksanakan Akreditasi oleh LAMPTKES yang ber-hasil memperoleh akreditasi unggul dengan nomor SK 0323/LAMP-PTKes/Akr/Spe/V/2023 yang berlaku sampai tanggal 4 Mei 2028.
Dosen yang terlibat dalam pelaksanaan Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif berjumlah 7 orang dengan jabatan fungsional yang terdiri dari 2 dosen Lektor Kepala , 2 dosen Lektor, 3 dosen Asisten Ahli.
PS PDS Anestesiologi dan Terapi Intensif memiliki visi keilmuan yaitu menjadi pusat pendidikan Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif yang mempunyai keunggulan pada bidang kegawatdaruratan, critical care, dan manajemen nyeri untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui inovasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat berbasis klinis, biomedis, dan komunitas.