Sejarah berdirinya Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Emergensidan upaya-upaya terkini yang sudah dilakukan dalam rangka memperoleh pengakuan dari Konsil Kedokteran Indonesia.
Berdirinya Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Emergensi dimulai dengan terlaksananya kerjasama UB dengan SIF (Singapore International Foudation). Berawal dari kerjasama dengan Rotary Club Malang, maka pada Oktober 1997 organisasi SIF dengan tim spesialisnya, yang mewakili disiplin Ilmu Kedokteran Emergensi berkunjung ke Fakultas Kedokteran UB, dimana mereka merupakan para pelopor dari perkembangan Ilmu Kedokteran Emergensi di Singapura.
Tim spesialis terdiri dari gabungan tenaga ahli dari berbagai rumah sakit terkemuka seperti Suresh Pillaidari National University Hospital, Tham Kum Ying dari Tan Tock seng Hospital, Mark Leong dari SGH yang pada perkembangan selanjutnya memberi warna yang berbeda bagi pelayanan/perawatan penderita emergensi dan sebagai ketua tim ditunjuk Prof. Anantharahman dengan tujuan utama untuk membentuk MTSC (Malang Trauma Service Center). Kerjasama ini berlangsung selama lima tahun dan setiap setengah tahun sekali mereka datang berkunjung ke Malang, sambil memberikan beberapa kursus, seperti Basic Cardiac Life Support, Basic Trauma Life Support,ECG and Resuscitation Course, Triage Officer Course, Ambulance Protocol, Trauma Nursing Care. Selain itu mereka berupaya membangun system pelayanan trauma terpadu melalui pembentukan Malang Trauma Service Committee yang diketuai Dekan Fakultas Kedokteran UB yaitu DR. Dr. M. Hidayat, SpBO, dengan dewan penasihat Muspida Kodya Malang, Rektor UB Malang dan sejumlah LSM.
Perkembangan selanjutnya, pada Agustus 1998 timbul pemikiran untuk tidak sekedar membentuk pusat trauma tetapi menjadi pusat pelayanan emergensi terpadu, yaitu Emergency Room. Dengan mengingat kasus trauma dan non trauma hamper berimbang proporsinya, maka untuk pertama kali, pada bulan Oktober 1999 MTSC mengirim 4 tenaga, dua dokter dan dua perawat selama sebulan untuk melihat langsung pelayanan emergensi di Singapore General Hospital, National University Hospital, Tan Tock Seng Hospital, Kandang Kerbau Hospital dan harus mengikuti serangkaian kursus dan sar emergensi (fasepradik).
Upaya untuk mendirikan Emergency Room di Malang terus dilakukan melalui serangkaian rapat yang dihadiri dan didukung penuh oleh disiplin ilmu terkait. Pada tahun 2003 secara ”resmi” pendidikan Ilmu Kedokteran Emergensi dimulai dengan residen pertama adalah dr. Ari Prasetyadjati dan dr. Antonius Freddy. Setiap setengah tahun pada saat tim spesialis itu berkunjung, sekaligus mereka mengevaluasi kemajuan yang sudah dicapai